KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang
Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak
untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ”pulau lombok dan gumi sasak”. Dalam penyusunannya, penulis
memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap keluarga
besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang
begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR
ISI
Cover ..........................................................................................................................
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................
Latar Belakang............................................................................................................
A.
Rumusan Masalah ................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN ..........................................................................................
A.
Sejarah pulau Lombok dan gumi sasak ................................................................
B.
Awal mula terbentuk pulau Lombok dan asal usul
penghuni gumi sasak ............
C.
Kajian-kajian tentang pualu lombok......................................................................
D.
versi ke 2
kerajaan selaparang...............................................................................
E.
ekspedisi kerajaan majapahit.................................................................................
F.
Zaman
penjajahan belanda pada masyarakat sasak...............................................
G.
Kehidupan
social budaya masyarakat sasak..........................................................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
Daftar Pustaka ............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
PULAU LOMBOK(penduduk pada tahun 1990: 2.403.025)
adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelah barat dan Selat Alas di
sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih bulat bentuknya dengan semacam
“ekor” di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Pulau ini luasnya
adalah 4.725 km² (sedikit lebih kecil daripada Bali). Kota utama di pulau ini
adalah Kota Mataram.
Selat Lombok menandai jalan masuk dari pemisah biogeografis antara fauna di wilayah Indomalay dan perbedaan fauna yang sangat jelas di Australasia dikenal dengan Wallace line, diambil dari nama penemunya Alfred Russel Wallace.
Pemetaan pulau Lombok didominasi oleh stratovolcano Gunung Rinjani, yang mencapai tinggi 3.726m (12.224 kaki), yang membuat Gunung Rinjani menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Di lembah Gunung Rinjani, Anda akan menemukan hutan hijau yang rimbun, sawah dan air terjun yang indah.
Pusat keramaian yang paling berkembang di sebelah barat adalah Senggigi, tersebar 30 kilometer sepanjang jalan pantai disebelah utara Mataram, Sementara para divers biasanya berkumpul bersama di Gili, yang berada di pantai barat.
Bagian selatan dari pulau Lombok adalah tanah yang subur dimana jagung, kopi, tembakau dan kapas tumbuh. Salah satu tujuan wisata yang populer adalah Kuta, terkenal dengan pantai yang belum tersentuh dan beberapa orang menganggap pantai ini adalah salah satu tempat berselancar terbaik di dunia.
Dalam total area sebesar 4.752km2 (1.825 sq mi) terdapat 2.950.105 orang (2005), 85% adalah suku Sasak, yang awalnya diperkirakan berpindah dari Jawa pada awal abad sebelum Masehi. Sejak populasi suku Sasak mempelajari Islam, pemandangan di pulau Lombok mulai banyak dipenuhi dengan Masjid-masjid dan menaranya, dan di desa tradisional suku Sasak, Anda bisa menemukan kehidupan pedesaan dengan budayanya yang unik. Penduduk lain termasuk 10-15% orang Bali, dengan selebihnya adalah orang Cina, Arab, Jawa dan Sumbawa.
Selat Lombok menandai jalan masuk dari pemisah biogeografis antara fauna di wilayah Indomalay dan perbedaan fauna yang sangat jelas di Australasia dikenal dengan Wallace line, diambil dari nama penemunya Alfred Russel Wallace.
Pemetaan pulau Lombok didominasi oleh stratovolcano Gunung Rinjani, yang mencapai tinggi 3.726m (12.224 kaki), yang membuat Gunung Rinjani menjadi gunung tertinggi ketiga di Indonesia. Di lembah Gunung Rinjani, Anda akan menemukan hutan hijau yang rimbun, sawah dan air terjun yang indah.
Pusat keramaian yang paling berkembang di sebelah barat adalah Senggigi, tersebar 30 kilometer sepanjang jalan pantai disebelah utara Mataram, Sementara para divers biasanya berkumpul bersama di Gili, yang berada di pantai barat.
Bagian selatan dari pulau Lombok adalah tanah yang subur dimana jagung, kopi, tembakau dan kapas tumbuh. Salah satu tujuan wisata yang populer adalah Kuta, terkenal dengan pantai yang belum tersentuh dan beberapa orang menganggap pantai ini adalah salah satu tempat berselancar terbaik di dunia.
Dalam total area sebesar 4.752km2 (1.825 sq mi) terdapat 2.950.105 orang (2005), 85% adalah suku Sasak, yang awalnya diperkirakan berpindah dari Jawa pada awal abad sebelum Masehi. Sejak populasi suku Sasak mempelajari Islam, pemandangan di pulau Lombok mulai banyak dipenuhi dengan Masjid-masjid dan menaranya, dan di desa tradisional suku Sasak, Anda bisa menemukan kehidupan pedesaan dengan budayanya yang unik. Penduduk lain termasuk 10-15% orang Bali, dengan selebihnya adalah orang Cina, Arab, Jawa dan Sumbawa.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari pulau Lombok dan gumi sasak ?
2. Bagaimana
awal mula terbentuknya pulau Lombok ?
3. Bagaimana
kajian-kajian masyarakat sasak ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Pulau Lombok Dan Gumi Sasak
1.
sejarah pulau Lombok
Sebelum Abad
ke 16 Lombok berada dalam kekuasan Majapahit, dengan dikirimkannya Maha Patih
Gajah Mada ke Lombok. Malah ada kabar kalau beliau wafat di Pulau Lombok dan
dimakamkan di Lombok Timur. Pada Akhir abad ke 16 sampai awal abad ke 17,
lombok banyak dipengaruhi oleh Jawa Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh
Sunan Giri, juga dipengaruhi oleh Makassar. Hal ini yang menyebabkan perubahan
Agama Suku Sasak, yang sebelumnya Hindu menjadi Islam.
Pada awal abad ke 18 Lombok
ditaklukkan oleh kerajaan Gel Gel Bali. Peninggalan Bali yang sangat mudah
dilihat adalah banyaknya komunitas Hindu Bali yang mendiami daerah Mataram dan
Lombok Barat, Beberapa Pura besar juga gampang di temukan di kedua daerah ini.
Lombok berhasil Bebas dari pengaruh Gel Gel setelah terjadinya pengusiran yang
dilakukan Kerajaan Selapang (Lombok timur) dengan dibantu oleh kerajaan yang
ada di Sumbawa (pengaruh Makassar). Beberapa prajurit Sumbawa kabarnya banyak
yang akhirnya menetap di Lombok Timur, terbukti dengan adanya beberapa desa di
Tepi Timur Laut Lombok Timur yang penduduknya mayoritas berbicara menggunakan
bahasa Samawa.
2. Gumi
sasak
(H.Lalu
Lukman, 2005). Sejak abad ke 13 Masehi Labuan Lombok banyak dikunjungi para
pedagang yang berasal dari Palembang, Banten, Gresik dan Sulawesi. Dengan
demikian agama Islam mulai merasuki Lombok. Mula-mula kedatangan mereka untuk
berdagang, kemudian banyak diantara mereka yang bertempat tinggal menetap
bahkan mendirikan perkampungan-perkampungan. Sampai sekarang pun masih dapat
kita lihat bekas-bekasnya seperti perkampungan Bugis di Labuan Lombok. Para
pendatang dengan suku Sasak mengadakan hubungan. Dalam hubungan itu timbul rasa
saling hormat menghormati dan harga menghargai. Dengan sadar atau tidak sadar
terjadilah ambil mengambil dan pengaruh mempengaruhi dalam berbagai bidang
seperti budaya dan agama. Yang dianggap baik dan cocok diterima sedangkan yang
tidak cocok ditinggalkan.
Labuan Lombok
sebagai pelabuan dagang disinggahi para pelaut dan saudagar muslim dari Jawa
dan mulailah timbul bandar-bandar tempat para pedagang sehingga semakin ramai.
(Tawalinuddin
Haris, HS, 2002), menjelaskan melalui saluran perdagangan tersebut
terbawa pula kitab-kitab kesusateraan yang bernafaskan agama Islam seperti
Roman Yusuf, Serat menak. Selain itu juga, Al Qur’an terbawa oleh para pedagang
untuk mengaji di tempatnya masing-masing.
(Tawalinuddin,
HS, 2002). Ketika berkembang pesatnya perdagangan rempah-rempah, di Bali dan
Lombok sudah berkembang perdagangan sarung yang diangkut oleh kapal-kapal dari
Gresik.. Menurut Wisselius kemungkinan besar bahwa sejak abad ke-14,
pedagang-pedagang muslim telah melakukan pelayaran dan perdagangan di sepanjang
Pantai Utara Pulau Jawa, Selat Madura Pesisir Timur pulau Lombok, pulau-pulau
Sunda Kecil sampai ke Maluku.
Dengan
demikian penyebaran agama Islam di pulau Lombok melalui perdagangan,
perkawinan, dan juga melalui seni sastra, ukir, pewayangan dan lain-lain.
B.
Awal
Mula Terbentuknya Pulau Lombok Dan Asal Usul Penghuni Gumi Sasak
1.
Awal mula terbentuk pulau lombok
Era Pra Sejarah tanah Lombok tidak jelas karena
sampai saat ini belum ada data-data dari para ahli serta bukti yang dapat
menunjang tentang masa pra sejarah tanah Lombok ini. Suku Sasak temasuk dalam
ras tipe Melayu yang konon telah tinggal di Lombok selama 2.000 tahun yang lalu
dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai sejak 4.000 tahun yang
lalu. Dengan demikian perdagangan antar pulau sudah aktif sejak zaman tersebut
dan bersamaan dengan itu saling mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar.
Lombok Mirah Sasak Adi adalah salah satu kutipan dari kita Negarakertagama, sebuah kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan Majapahit. Kata “Lombok” dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, kata “mirah” berarti permata, kata “sasak” berarti kenyataan, dan kata “adi” artinya yang baik atau yang utama. Maka arti keseluruhannya yaitu kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama. Makna filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni tanah Lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya (Sasak children). Dalam kitab – kitab lama, nama Lombok dijumpai disebut Lombok mirah dan Lombok adi . Beberapa lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan gumi selaparangatau selapawis.
Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat di beberapa versi, salah satunya yaitu kata “sasak” secara etimilogis menurut Dr. Goris. s. berasal dari kata “sah” yang berarti pergi dan “shaka” yang berarti leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang Sasak (Lombok). Dari etimologis ini di duga leluhur orang Sasak adalah orang Jawa. Terbukti pula dari tulisan Sasak yang oleh penduduk Lombok disebut Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh kesusastraan Sasak.
Sasak traditional merupakan etnis mayoritas penghuni pulau Lombok, suku Sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95% penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa berdasarkan prasasti tong – tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku Sasak sudah menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai XI Masehi, Kata Sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau penduduk seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering menyebut pulau Lombok dengan gumi sasak yang berarti tanah, bumi atau pulau tempat bermukimnya orang Sasak.
Sejarah Lombok tidak lepas dari silih bergantinya penguasaan dan peperangan yang terjadi di dalamnya baik konflik internal, yaitu peperangan antar kerajaan di Lombok maupun ekternal yaitu penguasaan dari kerajaan di luar pulau Lombok. Perkembangan era Hindu, Buddha, memunculkan beberapa kerajaan seperti Selaparang Hindu, dan Bayan. Kerajaan-kerajaan tersebut dalam perjalannya di tundukan oleh penguasa dari kerajaan Majapahit saat ekspedisi Gajah Mada di abad XIII – XIV dan penguasaan kerajaan Gel – Gel dari Bali pada abad VI.
2.
Asal
Usul Penghuni Gumi Sasak
Berdasarkan
hasil temuan arkeologis menjelaskan bahwa, manusia purba di Indonesia adalah
jenis Homo sapiens. Homo sapiens yang bermukim di Indonesia adalah dua ras
yaitu :
a.
Ras Mongoloid, khusus sub ras
Melayu-Indonesia, tersebar di sebagain besar wilayah Indonesia terutama
Indonesia yang terletak di bagian Barat dan Selatan antara lain Sumatera, Jawa,
Bali, dan Lombok
b.
Ras Austromelanesoid, tersebar di
wilayah Indonesia bagian timur terutama Irian Jaya dan pulau-pulau sekitarnya
Dengan
demikian, sebagaimana suku-suku lainnya di Indonesia, maka penghuni suku di
pulau Lombok berasal dari Asia Tenggara. Adapun kemudian penduduk pendatang
berasal dari Bali, Sulawesi Selatan, Jawa, Kalimantan, Sumatera, Maluku dan
Nusa Tenggara Timur.
Nenek
moyang kita menyusuri lembah-lembah sungai di Vietnam dan Thailand sampai di
Semenanjung Malaya. Kemudian dengan menggunakan perahu bercadik mereka datang
ke Nusantara mendarat di Sumatera, Jawa, Kalimantan Barat, Bali,
Nusa Tenggara termasuk Lombok sampai ke Flores dan Sulawesi Selatan.
C. Kajian-Kajian
Tentang Pulau Lombok
Di antara sumber sejarah yang
bisa digunakan untuk menjelaskan asal usul dari Lombok adalah Babad Lombok.
Menurut Babad Lombok, kerajaan tertua di pulau Lombok bernama Kerajaan Laeq.
Tapi, sumber lain, yaitu Babad Suwung menyatakan bahwa, bahwa kerajaan tertua
di Lombok adalah kerajaan Suwung yang dibangun dan diperintah oleh Raja Betara
Indera. Setelah Kerajaan Suwung ini surut, baru muncul Kerajaan Lombok. Mana
yang benar, Laeq atau Suwung? Semuanya masih dalam perdebatan.
Secara selintas, urutan berdirinya kerajaan-kerajaan di daerah ini bisa dirunut sebagai berikut, dengan catatan bahwa ini bukan satu-satunya versi yang berkembang. Pada awalnya, kerajaan yang berdiri adalah Laeq. Diperkirakan, posisinya berada di kecamatan Sambalia, Lombok Timur. Dalam perkembangannya, kemudian terjadi migrasi, masyarakat Laeq berpindah dan membangun sebuah kerajaan baru, yaitu kerajaan Pamatan, di Aikmel, desa Sembalun sekarang. Lokasi desa ini berdekatan dengan Gunung Rinjani. Suatu ketika, Gunung Rinjani meletus, menghancurkan desa dan kerajaan yang berada di sekitarnya. Para penduduk menyebar menyelamatkan diri ke wilayah aman. Perpindahan tersebut menandai berakhirnya kerajaan Pamatan.
Setelah Pamatan berakhir, muncullah kerajaan Suwung yang didirikan oleh Batara Indera. Lokasi kerajaan ini terletak di daerah Perigi saat ini. Setelah kerajaan Suwung berakhir, barulah kemudian muncul kerajaan Lombok. Seiring perjalanan sejarah, kerajaan Lombok kemudian mengalami kehancuran akibat serangan tentara Majapahit pada tahun 1357 M. Raden Maspahit, penguasa kerajaan Lombok melarikan diri ke dalam hutan. Ketika tentara Majapahit kembali ke Jawa, Raden Maspahit keluar dari hutan dan mendirikan kerajaan baru dengan nama Batu Parang. Dalam perkembangannya, kerajaan ini kemudian lebih dikenal dengan nama Selaparang.
Secara selintas, urutan berdirinya kerajaan-kerajaan di daerah ini bisa dirunut sebagai berikut, dengan catatan bahwa ini bukan satu-satunya versi yang berkembang. Pada awalnya, kerajaan yang berdiri adalah Laeq. Diperkirakan, posisinya berada di kecamatan Sambalia, Lombok Timur. Dalam perkembangannya, kemudian terjadi migrasi, masyarakat Laeq berpindah dan membangun sebuah kerajaan baru, yaitu kerajaan Pamatan, di Aikmel, desa Sembalun sekarang. Lokasi desa ini berdekatan dengan Gunung Rinjani. Suatu ketika, Gunung Rinjani meletus, menghancurkan desa dan kerajaan yang berada di sekitarnya. Para penduduk menyebar menyelamatkan diri ke wilayah aman. Perpindahan tersebut menandai berakhirnya kerajaan Pamatan.
Setelah Pamatan berakhir, muncullah kerajaan Suwung yang didirikan oleh Batara Indera. Lokasi kerajaan ini terletak di daerah Perigi saat ini. Setelah kerajaan Suwung berakhir, barulah kemudian muncul kerajaan Lombok. Seiring perjalanan sejarah, kerajaan Lombok kemudian mengalami kehancuran akibat serangan tentara Majapahit pada tahun 1357 M. Raden Maspahit, penguasa kerajaan Lombok melarikan diri ke dalam hutan. Ketika tentara Majapahit kembali ke Jawa, Raden Maspahit keluar dari hutan dan mendirikan kerajaan baru dengan nama Batu Parang. Dalam perkembangannya, kerajaan ini kemudian lebih dikenal dengan nama Selaparang.
D. Versi Ke 2
Kerajaan Selaparang
Berkaitan dengan Selaparang,
kerajaan ini terbagi dalam dua periode: pertama, periode Hindu yang berlangsung
dari abad ke-13 M, dan berakhir akibat ekspedisi kerajaan Majapahit pada tahun
1357 M; dan kedua, periode Islam, berlangsung dari abad ke-16 M, dan berakhir
pada abad ke-18 (1740 M), setelah ditaklukkan oleh pasukan gabungan kerajaan
Karang Asem, Bali dan Banjar Getas.
Sebelum Abad ke 16 Lombok berada dalam kekuasan Majapahit, dengan dikirimkannya Maha Patih Gajah Mada ke Lombok. Pada akhir abad ke 16 sampai awal abad ke 17, lombok banyak dipengaruhi oleh Jawa Islam melalui dakwah yang dilakukan oleh Sunan Giri, juga dipengaruhi oleh Makassar. Hal ini yang menyebabkan perubahan agama di suku Sasak, yang sebelumnya Hindu menjadi Islam.
Pada awal abad ke 18 M, Lombok ditaklukkan oleh kerajaan Gel Gel Bali. Peninggalan Bali yang sangat mudah dilihat adalah banyaknya komunitas Hindu Bali yang mendiami daerah Mataram dan Lombok Barat. Beberapa Pura besar juga gampang di temukan di kedua daerah ini. Lombok berhasil bebas dari pengaruh Gel Gel setelah terjadinya pengusiran yang dilakukan kerajaan Selapang (Lombok Timur) dengan dibantu oleh kerajaan yang ada di Sumbawa (pengaruh Makassar). Beberapa prajurit Sumbawa kabarnya banyak yang akhirnya menetap di Lombok Timur, terbukti dengan adanya beberapa desa di Tepi Timur Laut Lombok Timur yang penduduknya mayoritas berbicara menggunakan bahasa Samawa
.
Uraian di atas setidaknya bisa menunjukkan bahwa, kerajaan-kerajaan tersebut benar-benar ada, pernah berdiri, berkembang kemudian runtuh. Bagaimana informasi selanjutnya, seperti kehidupan sosial budaya masyarakat awam dan keluarga istana saat itu? Data sejarah yang ada belum banyak mengungkap fakta tersebut.
Catatan sejarah yang lebih berarti mengenai kerajaan-kerajaan di Lombok dimulai dari masuknya ekspedisi Majapahit tahun 1343 M, di bawah pimpinan Mpu Nala. Ekspedisi Mpu Nala ini dikirim oleh Gajah Mada sebagai bagian dari usahanya untuk mempersatukan seluruh Nusantara di bawah bendera Majapahit. Pada tahun 1352 M, Gajah Mada datang ke Lombok untuk melihat sendiri perkembangan daerah taklukannya.
Uraian di atas setidaknya bisa menunjukkan bahwa, kerajaan-kerajaan tersebut benar-benar ada, pernah berdiri, berkembang kemudian runtuh. Bagaimana informasi selanjutnya, seperti kehidupan sosial budaya masyarakat awam dan keluarga istana saat itu? Data sejarah yang ada belum banyak mengungkap fakta tersebut.
Catatan sejarah yang lebih berarti mengenai kerajaan-kerajaan di Lombok dimulai dari masuknya ekspedisi Majapahit tahun 1343 M, di bawah pimpinan Mpu Nala. Ekspedisi Mpu Nala ini dikirim oleh Gajah Mada sebagai bagian dari usahanya untuk mempersatukan seluruh Nusantara di bawah bendera Majapahit. Pada tahun 1352 M, Gajah Mada datang ke Lombok untuk melihat sendiri perkembangan daerah taklukannya.
E.
Ekspedisi
Kerajaan Majapahit
Ekspedisi Majapahit ini
meninggalkan jejak kerajaan Gel gel di Bali. Sedangkan di Lombok, berdiri empat
kerajaan utama yang saling bersaudara, yaitu: kerajaan Bayan di barat, kerajaan
Selaparang di Timur, kerajaan Langko di tengah, dan kerajaan Pejanggik di selatan.
Selain keempat kerajaan tersebut, terdapat beberapa kerajaan kecil, seperti
Parwa dan Sokong Samarkaton serta beberapa desa kecil, seperti Pujut, Tempit,
Kedaro, Batu Dendeng, Kuripan, dan Kentawang. Seluruh kerajaan dan desa ini
takluk di bawah Majapahit. Ketika Majapahit runtuh, kerajaan dan desa-desa ini
kemudian menjadi wilayah yang merdeka.
Di antara kerajaan dan desa-desa di atas, yang paling terkemuka dan paling terkenal adalah kerajaan Lombok yang berpusat di Labuhan Lombok. Pusat kerajaan ini terletak di Teluk Lombok yang strategis, sangat indah dengan sumber air tawar yang banyak. Posisi strategis dan banyaknya sumber air menyebabkannya banyak dikunjungi pedagang dari berbagai negeri, seperti Palembang, Banten, Gresik, dan Sulawesi. Berkat perdagangan yang ramai, maka kerajaan Lombok berkembang dengan cepat.
F. Zaman Penjajahan
Belanda Pada Masyarakat Sasak
Belanda telah datang dan berhasil menundukkan
banyak kerajaan di nusantara. Watak imperialisme Belanda yang ingin menguasai
seluruh jalur perdagangan di nusantara telah menimbulkan kemarahan Kerajaan
Gowa di Sulawesi. Jalur perdagangan di utara telah dikuasai oleh Belanda. Untuk
mencegah jatuhnya jalur selatan, kemudian Gowa berinisiatif menutup jalur
selatan dengan menguasai Pulau Sumbawa dan Selaparang. Kedatangan penjajah
Eropa juga membawa misi kristenisasi, karena itu, Gowa kemudian menaklukkan
Flores Barat dan mendirikan Kerajaan Manggarai untuk mencegah kristenisasi
tersebut.
Ekspansi Gowa menimbulkan kekhawatiran Gelgel. Untuk mencegah agar Gelgel tidak dimanfaatkan Belanda, maka Gowa kemudian mengadakan perjanjian dengan Gelgel tahun 1624 M, yang disebut Perjanjian Sagining. Dalam perjanjian diatur, Gelgel tidak akan mengadakan perjanjian kerjasama dengan Belanda, sementara Gowa akan melepaskan kekuasaannya atas Selaparang. Perjanjian ini tidak berlangsung lama, karena masing-masing pihak melanggar isi perjanjian tersebut.
Untuk mengimbangi Gelgel yang bekerjasama dengan Belanda, kemudian Gowa bekerjasama dengan Mataram di Jawa. Selanjutnya, dalam usaha untuk memperebutkan hegemoni, akhirnya pecah peperangan antara Gowa dan Belanda di Lombok. Dalam perang tersebut, Gowa mengalami kekalahan, hingga terpaksa menandatangani perjanjian dengan Belanda di Bungaya. Bungaya merupakan sebuah tempat yang terletak dekat pusat Kerajaan Gelgel di Klungkung, Bali, dan merupakan simbol dari dekatnya hubungan antara Gelgel dengan Belanda.
Konsekwensi kekalahan Gowa dari Belanda adalah, Gowa harus melepaskan seluruh daerah kekuasaannya di Lombok, Sumbawa dan Bima. Memanfaatkan kekosongan Gowa tersebut, Gelgel kembali mencoba menaklukkan Selaparang, namun selalu menemui kegagalan. Walaupun Selaparang telah berhasil mengalahkan Gelgel, namun, wilayah kerajaan ini belum sepenuhnya aman dari ancaman eksternal. Dalam perkembangannya, kemudian berdiri dua kerajaan baru pada tahun 1622 M, yaitu Kerajaan Pagutan dan Pagesangan. Untuk mengantisipasi ancaman, kemudian Selaparang menempatkan sepasukan kecil tentara untuk menjaga perbatasan di bawah pimpinan Patinglaga Deneq Wirabangsa. Ternyata, kehancuran Selaparang bukan karena serangan dua kerajaan kecil ini, tapi akibat serangan ekspedisi tentara Kerajaan Karang Asem tahun 1672 M. Pusat Kerajaan Selaparang rata dengan tanah, sementara keluarga kerajaan semuanya terbunuh dan mahkota serta kekayaannya habis dirampas. Sejak saat itu, Kerajaan Karang Asem menjadi penguasa tunggal di Lombok.Timbul pertanyaan dalam hati kita,Dari mana asal mula julukan Bangsawan lombok ?
G. Kehidupan Social
Budaya Masyarakat Sasak
Di masa Prabu Rangkesari, Lombok
(Selaparang) mencapai masa kejayaannya. Saat itu, kehidupan budaya berkembang
pesat. Para cerdik pandai dari Selaparang menguasai dengan baik bahasa Kawi,
bahasa yang berkembang di nusantara ketika itu. Berkat kemajuan dalam dunia
sastra tersebut, akhirnya, para cendekiawan Selaparang berhasil menciptakan
aksara baru, yaitu aksara Sasak yang disebut Jejawen.
Dengan bekal pengetahuan bahasa Kawi, Sasak dan aksara Sasak, para sastrawan Selaparang banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin sastra Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Di antara lontar-lontar tersebut adalah Kotamgama, Lapel Adam, Menak Berji dan Rengganis. Selain itu, para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran sufi para walisongo. Salinan dan adaptasi tersebut tampak dalam lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Sidik Anak Yatim.
Kajian yang lebih mendalam terhadap lontar-lontar tersebut akan mampu mengungkap kondisi sosial, budaya dan politik masyarakat Lombok pada saat itu. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama menggariskan sifat dan sikap seorang pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma, dan Warsa. Danta berarti gading gajah, artinya, apabila dikeluarkan, tidak mungkin dimasukkan lagi; Danti berarti ludah, artinya, apabila sudah dilontarkan ke tanah, tidak mungkin dijilat lagi; Kusuma berarti kembang, artinya, bunga yang sama tidak mungkin mekar dua kali; Warsa artinya hujan, artinya, apabila telah jatuh ke bumi, tidak mungkin naik kembali menjadi awan. Itulah sebabnya, seorang raja atau pemimpin hendaknya berhati-hati dalam setiap tindakan, agar tidak melakukan banyak kesalahan.
Dengan bekal pengetahuan bahasa Kawi, Sasak dan aksara Sasak, para sastrawan Selaparang banyak mengarang, menggubah, mengadaptasi, atau menyalin sastra Jawa kuno ke dalam lontar-lontar Sasak. Di antara lontar-lontar tersebut adalah Kotamgama, Lapel Adam, Menak Berji dan Rengganis. Selain itu, para pujangga juga banyak menyalin dan mengadaptasi ajaran sufi para walisongo. Salinan dan adaptasi tersebut tampak dalam lontar-lontar yang berjudul Jatiswara, Lontar Nursada dan Lontar Nurcahya. Bahkan hikayat-hikayat Melayu pun banyak yang disalin dan diadaptasi, seperti Lontar Yusuf, Hikayat Amir Hamzah dan Hikayat Sidik Anak Yatim.
Kajian yang lebih mendalam terhadap lontar-lontar tersebut akan mampu mengungkap kondisi sosial, budaya dan politik masyarakat Lombok pada saat itu. Dalam bidang sosial politik misalnya, Lontar Kotamgama menggariskan sifat dan sikap seorang pemimpin, yakni Danta, Danti, Kusuma, dan Warsa. Danta berarti gading gajah, artinya, apabila dikeluarkan, tidak mungkin dimasukkan lagi; Danti berarti ludah, artinya, apabila sudah dilontarkan ke tanah, tidak mungkin dijilat lagi; Kusuma berarti kembang, artinya, bunga yang sama tidak mungkin mekar dua kali; Warsa artinya hujan, artinya, apabila telah jatuh ke bumi, tidak mungkin naik kembali menjadi awan. Itulah sebabnya, seorang raja atau pemimpin hendaknya berhati-hati dalam setiap tindakan, agar tidak melakukan banyak kesalahan.
Demikianlah, Kerajaan Selaparang muncul, berkembang kemudian runtuh. Walaupun demikian, sisa-sisa peradaban tulis yang ditinggalkannya menunjukkan bahwa, kehidupan budaya di negeri ini cukup semarak dan berkembang.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Pulau
Lombok merupakan pulau dengan segudang sejarah dan mengalamia kemajuan seiring
dengan berjalannya waktu dari zaman ke zaman. Ciri khas dari pulau Lombok
adalah memiliki masyarakat adat istiadat yang kuat dan memiliki suku yang
dinamakan dengan suku sasak.
DAFTAR
PUSTAKA