ya allah mengapa kau memberikan cobaan yang begitu berat untuknya,,, inikah teguranmu padanya?
ya allah jujur aku tak sanggup mendengar teriakan kesakitan yang iya rasakan. aku masih berfikir bisakah aku menerima keadaannya dia yang sekarang?
jujur tapi aku gk mau kehilangan dia, kecelakaan itu terjadi karna dia mencarikan uang untuk aku, apa aku tega meninggalkannya disaat hubungan kita sudah mencapai satu tahun.
Minggu, 22 September 2013
Selasa, 26 Februari 2013
CONTOH LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
LEMBAR PENGESAHAN I
Telah diterima dan disetujui oleh :
Pada hari/tanggal : …………………………
Tempat
: …………………………
Pembimbing Sekolah, Ketua Program Studi,
Faisal Ashary, ST Faisal Ashary,
ST
Kepala SMK
Amaliah 1
Drs. Omon Abdurakhman,
M.Pd.I
LEMBAR
PENGESAHAN
II
LAPORAN PRAKTEK
KERJA INDUSTRI
PT. BONET UTAMA BOGOR
Telah diterima dan disetujui oleh :
Pada hari/tanggal : …………………………
Tempat
: …………………………
Mengetahui dan Menyetujui;
Pimpinan Indutri,
|
Pembimbing Industri,
|
Hani Purnawanti
|
Hani Purnawanti
|
Contoh Pembuatan Kata Pengantar Laporan
Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang
bertempat di PT BONET UTAMA selama 3 bulan dengan baik sekaligus penulis
dapat menyusun laporan ini sebagai kewajiban pelaksanaan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) di instansi ini.
Dengan
adanya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini, penulis dapat menambah
wawasan dan pengalaman, serta dapat mempratekan ilmu yang telah
Bapak/Ibu guru di sekolah sebagai penunjang selama mengikuti PRAKERIN.
Dengan di adakanya PRAKERIN ini siswa tidak canggung dalam menghadapi
dunia usaha yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan bukti tertulis
bahwa penulis telah melaksanakan kegiatan PRAKERIN di tempat ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu, membimbing dan memberikan dukungan
kepada penulis dalam pelaksanaan praktik kerja industri (PRAKERIN).
Dengan terselesaikannya laporan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
- Bapak Drs. Omon Abdurakhman, M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah di Sekolah Menangah Kejuruan Amaliah 1 ciawi.
- Ibu Heni Puewanti selaku pimpinan industri.
- Bapak Asep Samsul Hidayat, S.Kom selaku pembimbing industri.
- Ka Fatwa Rachman selaku pembimbing industri lapangan.
- Bapak Faisal Ashary, ST selaku ketua program keahlian sekaligus selaku pembimbing PRAKERIN di SMK Amaliah 1 Ciawi.
- Seluruh pengajar PRAKERIN yang telah senantiasa mengajar dan membimbing penulis.
- Seluruh karyawan PT. BONET UTAMA BOGOR yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan PRAKERIN.
- Bapak/Ibu guru, Adik-adik kelas penulis yang telah memberi dorongan material maupun spiritual, Keluarga dan Saudara-saudara penulis, serta semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini yang tidak penulis sebutkan.
Dalam
menyusun laporan ini penulis telah berusaha secara maksimal, tapi
penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan, namun hal
tersebut menutup kemungkinan adanya kelebihan dan kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan.
Penulis
berharap laporan PRAKERIN ini akan memberi manfaat bagi pembaca dan
generasi baru yang nantinya akan menjalani Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN).
Bogor, Oktober 2010
Penyusun
Jumat, 25 Januari 2013
Makalah Perkembangan Kurikulum
A.
Latar Belakang
Dari masa ke masa kurikulum yang terdapat di setiap negera
berubah yang ini menurut sebagian pakar disebabkan karena kebutuhan masyarakat
yang berkembang dan disamping itu kondisi dan tuntutan zaman pun berubah. Untuk
menyesuaikan dengan zaman, kurikulumpun mengalami perkembangan. Perkembangan
itupun terjadi pada kurikulum di Negara Indonesia.
Sebagai sebuah Negara yang memiliki tujuan berdiri, kurikulum
ini dirasa sangt penting untuk kemudian mengiringi kemajuan Negara. Karenanya, perkembangan
kurikulum ini dianggap menjadi penentu masa
depan anak bangsa. Sebaga bangsa yang pernah di jajah, sedikit tidak Negara ini
akn terengaruh oleh kurikulum pendidikan dari Negara yang dulu pernah menjajah
Indnesia. Penting untuk kemudian dikaji untuk mengetahui bahwa Negara
kita saat ini kurikulumnya masih berkaitan dengankepentingan penjajah dulu.
Setidaknya, ketika fisik penjajah itu pergi, mereka sejatinya teta ada melalui
kurkulum yang yang diturunkan pada Negara bekas jajahan.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya
makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
PEMBAHASAN
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA
Adapun perlembangan kurikulum di
Indoesia dapat dibagi dalam beberapa fase, sebagai berikut:
A. Periode
Sebelum Tahun 1945
1.
Kurikulum Pada Masa VOC
Kurikulum
sekolah-sekolah selama VOC bertalian erat dengan gereja. Menurut Hereen
XVII, badan tertinggi VOC di negeri Belanda yang tertidi atas 17 orang
anggota, tahun 1617, gubernur di Indonesia harus menyebarluaskan agama Kristen dan mendirikan sekolah
untuk tujuan itu. Menurut peraturan sekolah 1643 tugas guru dalah memupuk rasa
tajkut kepada Tuhan , mengajarkan dasar agama Kristen , mengajak anak berdoa,
bernyanyi , pergi ke gereja, mematuhi orang tua, penguasa, dan guru-guru.
Walaupun tak ada kurikulum yang ditentukan biasanya sekolah menyajikan
pelajaran tentang ketekismus, agama, juga membaca , menulis dan
menyanyi.Demikian pula tidak ditentukan lama belajar. Peraturan hanya
menentukan bahwa anak pria lebih dari usia 16 tahun dan anak wanita lebih dari
12 tahun hendaknya jangan dikeluarkan dari sekolah. Pembagian dalam 3 kelas
untuk pertama kali dimulai pada tahun 1778. Di kelas 3, kelas terendah,
anak-anak belajar abjad, di kelas 2 memaca, menulis, dan bernyanyi dan di kelas
1, kelas tertinggi: membaca, menulis, katekismus, bernyanyi dan berhitung.
2.
Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum
Reorganisasi)
Sebelum
1892, Sekolah rendah tidak mempunyai kurikulum yang uniform, walaupun dalam
peraturan 1871 ada petunjuk yang menentukan kegiatan sekolah. Ada 4 mata
pelajaran yang diharuskan , yakni membaca, menulis, bahasa (bahasa daerah dan
bahasa Melayu), dan berhitung. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Melayu. Adapun mengenai
pelajaran Agama, tidak di ajarkan. Seperti halnya di belanda pada masa liberal.
Statuta 1874 menyatakan pengajaran agama dilarang di sekolah pemerintah, akan
tetapi ruang kelas dapat digunakan untuk itu di luar jam pelajaran.
3.
Kurikulum Setelah 1892 ( Setelah
Reorganisasi)
Kurikulum
sekolah ini, seperti ditentukan dalam peraturan 1893 terdiri atas pelajaran
membaca dan menulis dalam bahasa daerah dalam huruf daerah dan latin, membaca
dan menulis dalam bahasa Melayu, berhitung, ilmu bumi Indonesia, ilmu alam, sejarah pulau tempat tinggal, menggambar dan
mengukur tanah. Lama pelajaran diperpanjang dari 3 menjadi 5 kelas. Sekolah
dibagi dalam 5 kelas yang terpisah sehingga sekolah beruangan satu lambat laun
lenyap. Sekolah Kelas Satu tidak menjadi popular di kalangan Priayi, karena
tidk memberikan pelajaran bahasa Belanda. Akhirnya, pada tahu 1907 bahasa
Belanda dimasukkan ke dalam program Sekolah kelas Satu dan lama studi
diperpanjang menjadi 6 tahun. Akan tetapi, perubahan itu tetap tidak menjadikan
Sekolah Kelas Satu popular, ia tetap menjadi terminal tanpa kesempatan
melanjutkan pelajaran. Kelemahannya jelas Nampak bila dibandingkan dengan ELS
(Europese Lagere School) dan HCS (Holland Chinese School) . Dirasakan
adanya diskriminasi terhadap anak Indonesia karena anak-anak cina di HCS diberi pelajaran dalam bahasa
Belanda selama 7 tahun. Barulah ketika tahun 1912 bahasa Belanda diajarkan
mulai kelas 1 dan lama studi diperpanjang selama 7 tahun. Lamat laun Sekolah
Kelas Satu menyamai sekolah-sekolah yang tersedia bagi golongan bangsa lain,
akan tetapi masih mempunyai kelemahan karena tidak membuka kesempatan untuk
melanjutkan pelajaran. Perkembangan
Kurikulum
4.
Kurikulum Sekolah Kelas Dua
Disebut Sekolah Kelas Dua karena
orang-orang yang sekolah disana khusus sebagian kecil rakyat. Sekolah ini akan
mempersiapkan berbagai ragam pegawai rendah untuk kantor pemerintah dan
perusahaan swasta. Disamping itu juga untuk mempersiapkan guru bagi
Sekolah Desa.Sekolah ini mempunyai kurikulum yang sangat sederhana
dikarenakan sekolah ini pada mulanya untuk seluruh rakyat Indonesia walupun
dalam perkembangannya kemudian lebih spesifik lagi. Program Sekolah Kelas
Dua ini sama dengan program Sekolah kelas Satu kelas 1-3. Perlu diketahui,
Reorganisasilah yan menyebabkan dua jenis sekolah ini, Sekolah Kelas Satu
terutama bagi anak golongan atas dan Sekolah Kelas Dua untuk orang biasa.
5.
Kurikulum VolkSchool
Kurikulum
ini sangat sederhana. Kurikulum ini muncul seiring dengan kebutuhan rakyat yang
pada saat itu banyak buta huruf dan tidak bisa berhitung. Akan tetapi, sekolah
ini tetap saja dirasa tidak memenuhi keinginan murid untuk melanjutkan
pelajarannya. Banyak anak-anak dari sekolah ini yang ingin dipindahkan ke
Sekolah Kelas Dua. Pada akhirnya, sekolah desa ini menjadi substruktur dari
Sekolah Kelas Dua dengan mangadakan perbaikan kurikulum Sekolah
Desa.
6.
Kurikulum ELS (Europese Lagere
School)
Setelah
Hindia Belanda diterima kembali dari tangan Inggris pada tahun 1816 oleh para Komisariat Jendral , maka
pendidikan ditanggapi secara lebih sungguh-sungguh. Akan tetapi kegiatan mereka
hanya terfokus pada anak-anak berdarah Belanda. Sekolah Belanda ini sejak
mulanya dimaksudkan agar sama dengan netherland, walaupun terdapat perbedaan
tentang muridnya, khususnya pada permulaannnya. Kurikulum terdiri atas
pelajaran membaca, menulis , berhitung, bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi dan
mata pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran agama ditiadakan. Pada tahun
1868 bahasa prancis diajarkan dan merupakan syarat untuk masuk ke sekolah
Belanda.
7.
Kurikulum HCS (Holland Chinese
School)
HCS
mempunyai dasar yang sama dengan ELS. Bahasa Perancis biasanya diajarkan pada
sore hari seperti halnya dengan bahasa Inggris, yang sebenarnya tidak diberikan kepada ELS, nemun
diajarkan berhubung dengan kepentinan bagi perdagangan. Kurikulum dan buku
pelajarannyapun sama dengan ELS.
8.
Kurikulum HIS (Holland Inlandse
School)
Pendirian
HIS pada prinsipnya dikarenakan keinginan yang kian menguat di kalangan orang
Indonesia untuk memperoleh pendidikan, khususnya pendidikan Barat. Kurikulum
HIS seperti yang tercantum dalam Statuta 1914 No. 764 meliputi semua mata
pelajaran. Lulusannyapun akhirnya bisa melanjutkan ke STOVIA(School tot
Opleiding van Indisce Artsen, Sekolah “Dokter Djawa”) dan MULO. Selain itu
mereka memasuki Sekolah Guru, Sekolah Normal, Sekolah Teknik, Sekolah Tukag,
Sekolah Pertanian, Sekolah Menteri Ukur, dan lain-lain.
9. Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid
Lager Onderwijs)
Dengan program yang diperluas. MULO merupakan sekolah pertama yang tidak mengikuti pola pendidikan Belanda, namun tetap berorientasi ada Barat dan tidak mencari penyesuaian dengan keadaan Indonesia. Programnya terdiri atas empat bahasa yakni, belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kursus MULO ini dibuka pada tahun 1903. Kursus ini dimaksud sebagai sekolah rendah
Dengan program yang diperluas. MULO merupakan sekolah pertama yang tidak mengikuti pola pendidikan Belanda, namun tetap berorientasi ada Barat dan tidak mencari penyesuaian dengan keadaan Indonesia. Programnya terdiri atas empat bahasa yakni, belanda, Perancis, Inggris dan Jerman. Kursus MULO ini dibuka pada tahun 1903. Kursus ini dimaksud sebagai sekolah rendah
10.
Kurikulum HBS (Hogere Burger School)
Kurikulum
HBS di Indonesia tak sedikitpun berbeda dengan yang ada di negeri Belanda.
Kurikulum ini dirasa mantap tanpa mengalami banyak perubahan. Apa yang
diajarkan tampaknya universal. Bahannyapun apat berubah disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, namun mata pelajarannya tetap sama. Siswa HBS
harus mempunyai bakat yang tinggi dalam IPA , matematika ataupun bahasa. Dan
untuk gurunyapun, hanya mereka yang memperoleh gelar Ph.D (Doktor) atau diploma
yang boleh mengajar. Dengan demikian ini dapat mencapai taraf yang sama dengan
sekolah yang terdapat di Netherland.
1.
kurikulum 1947, Rentjana Pelajaran
1947
Kurikulum
pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah dalam bahasaBelanda
leer plan artinya rencana pelajaran, istilah ini lebih popular disbanding
istilah curriculum (bahasa Inggris). Perubahan arah pendidikan lebih bersifat politis, dari
orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Sedangkan asas
pendidikanditetapkan Pancasila. Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan
sebutanRentjana Pelajaran 1947, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950.
Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum
1950.Bentuknya memuat dua hal pokok:
·
Daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya,
·
Garis-garis besar pengajaran
Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikankolonial Belanda dan
Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakansebelumnya. Rentjana
Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial
Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang
merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development conformism lebih
menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain
di muka bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada
pendidikan pikiran. Yang diutamakanadalah : pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajarandihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
2.
Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran
Terurai 1952
Setelah
Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Kurikulum ini lebih merinci setiap
mata pelajaran yangkemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952.
Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling
menonjol dan sekaligusciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Silabus mata pelajarannyamenunjukkan secara jelas bahwa seorang
guru mengajar satu mata pelajaran, (Djauzak Ahmad, Dirpendas periode1991-1995).
3.
Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan
1964
Usai
tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem
kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini
adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana(Hamalik, 2004), yaitu
pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan,dan jasmani. Ada
yang menyebut Panca wardhana berfokus pada pengembangan dayacipta, rasa, karsa,
karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan),
dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan
kegiatanfungsional praktis.
C.
Periode Tahun 1968 Sampai Tahun 1999
(Masa Pemerintahan Orde Baru) Perkembangan Kurikulum
1.
Kurikulum 1968
Kelahiran
Kurikulum 1968 bersifat politis, mengganti Rencana Pendidikan 1964
yangdicitrakan sebagai produk Orde Lama. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum
1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia
Pancasilasejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan jasmani,moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Dalam
kurikulum ini tampak dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari
Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi
pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dankonsekuen. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:kelompok pembinaan Pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Mata pelajaran dikelompokkan menjadi 9
pokok. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagaikurikulum bulat. "Hanya
memuat mata pelajaran pokok saja," . Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tidak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan danketerampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.2.
Kurikulum 1975Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efektif dan efisien. Menurut Drs Mudjito; Ak; Msi (Direktur Pemb. TK dan SD Depdiknas). yang melatar belakangi lahirnya kurikulum
ini adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaituMBO (management by
objective) yang terkenal saat itu," Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yangdikenal dengan istilah
"satuan pelajaran", yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan.Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi : tujuan instruksional umum
(TIU), tujuaninstruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar,dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibuat sibuk menulis rincian apayang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
2.
Kurikulum 1984
Kurikulum
1975 yang Disempurnakan Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski
mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini
juga sering disebut "Kurikulum1975 yang disempurnakan". Posisi siswa
ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan,
mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Learning (SAL).
CBSA merupakan suatu upaya dalam pembaharuan pendidikan dan pembelajaran pada saat itu. Pendekatannya menitikberatkan pada keaktifan siswa yang merupakan inti dari kegiatan belajar.
Dalam CBSA kegiatan belajarnya diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti mendengarkan, berdiskusi, membuat sesuatu, menulis laporan, memecahkan masalah, membentuk gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Adapun kegiatan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
2.
Menyususn tugas bersama siswa
3.
Memberikan informasi tentang
kegiatan yang akan di susun.
4.
Memberikan bantuan dan pelayanan
apabila siswa mendapat kesulitan
5.
Menyampaikan pertanyaan yang
bersifat asuhan
6.
Membantu mengarahkan rumusan
kesimpulan umum.
7.
Memberikan bantuan dan pelayanan
khusus kepada siswa yang lamban
8.
Menyalurkan bakat dan minat siswa
9.
Mengamati setiap aktivitas siswa.
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah
Profesor Dr. Conny R. Semiawan,Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode
1980-1986.Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
sekolah-sekolah yangdiujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat
diterapkan secara nasional.Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan
CBSA. Yang terlihat adalahsuasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa
berdiskusi, di sana-sini ada tempelangambar, dan yang menyolok guru tak lagi
mengajar model berceramah. Akhirnya penolakan CBSA bermunculan.
3.
Kurikulum 1994 dan Suplemen
Kurikulum 1999 Perkembangan Kurikulum
Kurikulum
1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulumsebelumnya,
terutama kurikulum 1975 dan 1984. Sayang, perpaduan antara tujuan dan proses
belum berhasil. Sehingga banyak kritik berdatangan, disebabkan oleh beban
belajar siswa dinilai terlalu berat, dari muatan nasional sampai muatan lokal.
Materimuatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
bahasadaerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan
kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak agar isu-isu tertentu masuk dalam
kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. Kejatuhan
rezimSoeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum 1999. Tapi
perubahannyalebih pada menambal sejumlah materi.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan:
- Perkembangan Kurikulum di Indonesia dapat dibedakan menjadi kurikulum sebelum tahun 1945 dan setelah tahun 1945.
- Kurikulum sebelum tahun 1945 meliputi Kurikulum pada masa VOC, Kurikulum Sebelum 1892 (Sebelum Reorganisasi). Kurikulum Setelah 1892 ( Setelah Reorganisasi), Kurikulum Sekolah Kelas Dua, Kurikulum VolkSchool, Kurikulum ELS (Europese Lagere School,), Kurikulum HCS (Holland Chinese School), Kurikulum HIS (Holland Inlandse School), Kurikulum MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), dan Kurikulum HBS (Hogere Burger School)
- Kurikulum setelah tahun 1945 meliputi : Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).
Langganan:
Postingan (Atom)